Siddhi Medan

@SiddhiMedan

SiddhiMedan@yahoo.com

Siddhi Medan

Rabu

LEBIH DEKAT BERSAMA TOKOH BUDDHIS WANITA MEDAN DI MOMEN KARTINI DAY


Siapa yang tidak mengenal R.A Kartini, tokoh emansipasi wanita Indonesia yang senantiasa kita kenang setiap tanggal 21 April sebagai peringatan Hari Kartini (Kartini Day). Berkenaan dengan momen Kartini Day 2015 ini, team Medkom SIDDHI Medan coba mengangkat sosok wanita buddhis kota Medan, yang kelahiran 54 tahun yang lalu, Mariani Waty, SH yang saat ini juga merupakan seorang Notaris/PPAT.  Berikut liputannya :
Mariani Waty, SH
  1. Namo Buddhaya bu Mariani, sebagai salah satu tokoh wanita buddhis senior di kota Medan, boleh ceritakan pengalaman apa saja yang sudah pernah Anda ikuti dalam aktivitas/organisasi, khususnya buddhis saat ini ?
    Kalau saat ini saya masih menjabat sebagai anggota Pengawas MBI Sumut. Sekitar tahun 1974, ketika duduk di SMP kelas 1, saya sudah mulai aktif sebagai anggota muda-mudi vihara borobudur, medan. Saya pernah menjadi Ketua Persaudaraan Muda-Mudi Vihara Borobudur (PMVB)  tahun 1980 dan pernah juga menjadi Ketua Pembina PMVB. Tahun 1985 pernah menjadi Ketua Panitia Sarasehan Sekber PMVBI di Sibolangit. Menjadi Deputy Sekjend Sekber PMVBI. Memberikan ceramah agama Buddha di Vihara-Vihara. Pernah menjadi guru agama buddha SMP dan SMA sejak tahun 1980-1987an di perguruan Husni Thamrin, Medan. Menjadi bagian dari MBI Sumut sejak tahun 1980an. Pernah menjabat sebagai Sekretaris, Bendahara dan Wakil Ketua MBI Sumut. Pernah menjadi pengurus WBI tahun 1980an. Pernah juga menjadi pengurus Walubi Sumut tahun 1980an.Pernah menjadi Dekan Institut Ilmu Agama Buddha Smaratungga Cabang Medan, menjadi dosen di Institut Bisnis Sumatera Utara (IBSU) dan Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha Bodhi Dharma.


  2. Bagaimana menurut Anda kondisi Budhisme di Indonesia khususnya di Medan dewasa ini ?
    Sekarang ajaran
    agama buddha sudah sangat berkembang. Kalau dulu mau cari 1 buku ajaran buddha pun sangat sulit, karena bahan bacaan agama Buddha sangat minim. Saya ingat, ketika pertama kali saya memberikan ceramah agama Buddha, saya mengambil bahan dari buku kecil yang ditulis oleh Alm. Kwe Tek Hoey . Jika flash back kembali, Kelas Theosofi di vihara borobudur dapat dikatakan sebagai salah satu cikal bakal berkembangnya ajaran buddha di Medan, karena dalam kelas Theosofi digali kembali ajaran agama Buddha.
  3. Siapa Tokoh/Sosok (khususnya buddhis) yang Anda Idolakan/Banggakan ? Jika ada, mengapa demikian?
    Pak Phoa Krishnaputra (mantan ketua yayasan vihara borobudur), beliau visioner, mampu melihat/menilai talenta/bibit potensi dari seseorang untuk dikaderkan sebagai leader, suka baca buku, to the point.  Mampu forecast perkembangan agama buddha kedepannya. Beliau juga pernah berkontribusi dalam penulisan buku doktrin Agama Buddha “Sanghyang Adi Buddha” bersama Alm. Romo  Dicky Alm. Maha Stavira Ashin Jinnarakkhita (Sukong).

    Disamping itu, saya juga salut dengan Pak Wirawan Giriputra (mantan ketua MBI Sumut juga), beliau dulu membuat
    /menyusun buku agama buddha untuk murid SMP dan SMA. Teringatnya dulu beliau berangkat kerja kan naik motor bebek/cub. Pagi-pagi sekitar jam 6 pagi sebelum ke tempat kerja, beliau sudah ke vihara borobudur untuk menyiapkan dan mengemasi buku-buku agama buddha untuk disebarkan/didistribusikan ke sekolah-sekolah. Orangnya sangat berkomitmen dan pekerja keras, apalagi untuk perkembangan agama Buddha.


  4. Setiap orang mempunyai jalan kesuksesannya sendiri. Apa yang menjadi motivasi utama Anda hingga dapat meraih kesuksesan seperti saat ini ?
    Saya merasa biasa saja, tidak bisa menilai sukses atau tidak dan saya tidak punya ambisi yang besar. Saya menjalani kehidupan ini seperti  apa adanya dan jika direnungkan, sepertinya semua sudah diatur. Prinsipnya, apa yang mampu kita buat, kita lakukan, apalagi jika untuk kepentingan orang banyak. Saya berterima kasih pada mama saya yang telah banyak membimbing saya, sehingga setiap langkah saya tetap berada di jalan yang benar dan apa yang dilakukan harus bisa dipertanggung-jawabkan.


  5. Apakah ada korelasi antara sukses yang Anda raih saat ini dengan ajaran Buddha ?
    Tentu. Saya selalu bereksperimen dan mencoba membuktikan ajaran Buddha. Ehipassiko. Ternyata terbukti hasilnya luar biasa, walaupun dalam prosesnya, mungkin terasa tidak nyaman. Misalnya, pada saat bekerja di perusahaan, saat menjabat sebagai Personnel Officer, saya telah membuktikan bahwa benar “Kebencian hanya akan berakhir jika dibalas dengan cinta kasih”
    Kalau kita digaji oleh perusahaan dan dimarah, itu hal yang biasa, kalau di organisasi kita tidak digaji, kadang hasil kerja kita tidak dihargai, dikritik dan disalahkan, kalau bisa tahan/lulus/berhasil maka yakinlah di luar pasti berhasil juga. Memang di organisasi buddhis/sosial, jika kita bisa mengambil hikmahnya maka kita dapat mengembangkan kepribadian kita menjadi lebih sabar, menghargai kelebihan orang, memaklumi kekurangan orang lain, menjadi lebih bijaksana dan dapat lebih mudah dalam menjalani hidup ini.


  6. Bagaimana Anda menyikapi paradigma berpikir yang sedikit banyak berbeda antara dunia profesional/bisnis dan agama ?
    Saya pikir sebenarnya bisa diselaraskan. Dunia bisnis/profesional tidak bertentangan dengan agama asalkan dijalankan sesuai dengan rambu-rambu agama .Dulu ketika saya kerja di bagian personalia, saya memiliki visi misi pribadi : saya pikir mengapa pengusaha dan buruh gap-nya sangat jauh, makanya saya terjun langsung, melihat, merasakan dan berbuat sesuatu  untuk menyeimbangkannya. Pengusaha harus turun ke bawah  dan berinteraksi dengan karyawan, sedangkan karyawan harus meningkatkan cara berpikirnya maupun wawasannya sehingga dia tidak berpikir bahwa dia bekerja pada pengusaha, tetapi bekerja sama dengan pengusaha. Untuk merekatkan tali persaudaraan antara pengusaha dengan karyawan, maka kita membuat acara makan bersama,hiburan,pertandingan olah raga, dan rekreasi, sehingga pada saat acara, tidak terpikirkan mana atasan, mana bawahan, tapi kita melihat bahwa kita adalah manusia yang sama-sama mempunyai jiwa dan perasaan serta bisa saling menghargai.
  7. Apa saja Prinsip/Value/Nilai/Motto hidup Anda ?
    Menghargai dan memahami orang lain, sabar, jujur dan bijaksana. Harus berusaha melihat dari berbagai sudut pandang, tidak langsung judge(menghakimi) dan tidak ceroboh dalam mengambil keputusan. Dulu, sewaktu masih bekerja, saya hampir membuat suatu keputusan yang salah, hampir memecat orang yang tidak bersalah.  Setelah diselidiki lebih mendalam, ternyata terbukti yang mengadukan permasalahan, yang bersalah, dan yang bersangkutan langsung saya pecat. Saya juga pernah diancam oleh orang yang akan saya pecat, tapi malah pesangonnya saya berikan lebih tinggi (karena faktor kemanusiaan, mengingat ada istri dan 10 anak yang harus dia hidupi). Akhirnya dia bisa pulang kampung dan memanfaatkan pesangonnya untuk modal bertani. Disanalah saya belajar menerapkan Buddha dharma. Ternyata hidup tanpa kebencian terasa lebih indah . Bekerja ekstra untuk mengungkap kebenaran, menghasilkan keputusan yang benar dan tidak mecelakai masa depan orang lain. Banyak hikmah yang dapat diambil dalam kehidupan ini. Jadilah pelopor, beri contoh. Jangan iri kalau orang lebih baik dari kita. Kalau didikan kita sudah berhasil, jangan berkecil hati tapi kita malah harus bangga dan ikhlaskan mereka.


  8. Bagaimana pendapat Anda tentang mulai banyaknya Kaum Wanita yang turut mencari nafkah dengan meniti karir/profesional, dan bahkan tidak sedikit yang menduduki posisi pimpinan dalam perusahaan di era saat ini ?
    Bagus, suatu kemajuan. Berarti perjuangan kartini tidak sia-sia. Turut mencari nafkah untuk keluarga, selain berkesempatan mengembangkan talenta, juga merupakan  tuntutan zaman karena kebutuhan hidup. Yang penting, kodrat sebagai wanita, jangan dilupakan.

     
  9. Impian apa yang masih ingin Anda capai untuk Buddhisme ?
    Saya ingin orang benar-benar memahami inti/esensi Buddha dharma, bukan hanya menjalankan tradisi. Karena banyak umat yang bingung, mengapa banyak aliran dan tradisi agama Buddha. Mana yang benar,dan mana yang salah, sehingga mereka berdebat, saling menyalahkan dan jauh dari kebenaran itu sendiri.  Contoh esensi/inti Buddha dharma yang perlu kita dalami, pahami dengan benar antara lain: Jalan Beruas 8, 3 Corak Kehidupan (Tilakhana), 4 Kesunyataan Mulia, Hukum Karma dan Hukum Sebab Akibat yang saling bergantungan Saya sekarang lebih cenderung melihat ke dalam, melakukan perenungan untuk menyadari kembali jika pikiran kita sudah mulai menyimpang dari ajaran buddha (intropeksi diri) dan bermeditasi.
  10. Kesan & pesan kepada generasi muda wanita/perempuan saat ini ?
    Diusahakan,
    antara kebutuhan duniawi dan spiritual dapat berjalan seimbang dan sekali jalan. Praktekkanlah Buddha Dhamma  dalam kehidupan sehari-hari. Karena yang dapat membuat diri kita maju bukan orang lain, melainkan diri kita sendiri.
    Kita belajar agama buddha kan tujuan jangka panjangnya untuk menjadi Buddha/mencapai Pencerahan bukan hanya sekedar menjadi umat Buddha, apalagi menjadi umat Bhikkhu. Menjadi wanita, harus bisa menjaga kehormatan keluarga, tahu apa tugas dan tanggungjawab kita sebagai wanita. Dulu saya tipe orang yang  idealis, maunya semua harus perfect/sempurna. Tetapi seiring dengan berlalunya waktu, banyak melihat, bertambahnya wawasan, saya menyadari, keinginan itu hanya akan membawa penderitaan. Sebaiknya kita bisa fleksibel. Dulu, sebelum menikah saya pernah berpikir, harus punya rumah dulu baru menikah. Tidak mau tinggal dengan mertua, tapi nyatanya saya tinggal serumah dengan mertua. Mudah-mudahan tidak pernah ribut dengan mertua, walaupun kadang berbeda pendapat. Malahan banyak hikmah yang didapat. Jika kita takut menghadapi, perbedaan, perubahan, dan permasalahan, kapan kita bisa maju? Bukankah suatu permasalahan jangan dipermasalahkan, tetapi diselesaikan? Kalau bisa wanita zaman sekarang sesibuk apapun harus bisa memasak untuk keluarga karena memasak untuk keluarga merupakan salah  satu kunci perekat keluarga. 

Terima kasih atas sharingnya Bu Mariani Waty, semoga liputan ini dapat memberikan inspirasi kepada generasi muda kita, terutama kaum wanita. Sukses terus !  : )

(Liputan Team Medkom Siddhi Medan - 21042015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar